Ilmu Sosial Dasar (ISD): Penduduk, Masyarakat dan Kebudayaan
A. LATAR BELAKANG
Penduduk, Masyarakat, dan Kebudayaan adalah
konsep-konsep yang berhubungan satu sama lain. Penduduk bertempat tinggal di
dalam suatu wilayah tertentu dalam waktu yang tertentu pula, , dan
berkemungkinan akan terbentuknya suatu masyarakat di wilayah tersebut. Demikian
pula hubungan antara masyarakat dengan kebudayaan, ini adalah hubungan dwi
tunggal, yang merupakan kebudayaan adalah hasil dari masyarakat. Kebudayaan
bisa terlahir, tumbuh, dan berkembang dalam suatu masyarakat, sebaliknya tidak
ada suatu masyarakat yang tidak didukung oleh kebudayaan. Jadi, hubungan antara
masyarakat dan kebudayaan merupakan hubungan yang saling menentukan.
Pertumbuhan penduduk yang makin cepat, mendorong
pertumbuhan aspek-aspek kehidupan yang meliputi aspek sosial, ekonomi, politik,
kebudayaan dan sebagainya. Dengan adanya pertumbuhan aspek-aspek kehidupan
tersebut, maka bertambahnya sistem mata pencaharian hidup dari homogen menjadi
kompleks.
Berbeda dengan makhluk lain, manusia mempunyai
kelebihan dalam kehidupan. Manusia dapat memanfaatkan dan mengembangkan akal
budinya. Pemanfaatan dan pengembangan akal budi telah terungkap paad
perkembangan kebudayaan, baik kebudayaan yang bersifat rohaniyah, maupun
kebudayaan kebendaan.
Akibat dari kebudayaan ini telah mengubah cara
berpikir manusia dalam memenuhi kebutuhan hidupnya. Sehubungan dengan hal
tersebut dalam pokok bahasan ini akan ditelaah mengenai pertumbuhan penduduk,
perkembangan kebudayaan dan timbulnya pranata-pranata akibat perkembangan
kebudayaan
B. PEMBAHASAN
I. Pengertian Penduduk, Masyarakat dan Kebudayaan1. Penduduk
Penduduk adalah orang-orang yang berada di dalam suatu wilayah yang terikat oleh aturan-aturan yang berlaku dan saling berinteraksi satu sama lain secara terus menerus.
Dalam sosiologi, penduduk adalah kumpulan manusia yang menempati wilayah geografi dan ruang tertentu. Penduduk suatu negara atau daerah misalnya orang yang tinggal disuatu daerah.
2. Masyarakat
Masyarakat adalah suatu kelompok manusia yang hidup
secara bersama-sama di suatu wilayah dan membentuk sebuah sistem, baik semi
terbuka maupun semi tertutup, dimana interaksi yang terjadi di dalamnya adalah
antara individu-individu yang ada di kelompok tersebut.
Secara etimologis kata “masyarakat” berasal dari bahasa
Arab, yaitu “musyarak” yang
artinya hubungan (interaksi). Sehingga definisi masyarakat adalah suatu
kelompok manusia yang hidup bersama-sama di suatu tempat dan saling
berinteraksi dalam komunitas yang teratur.
Suatu masyarakat akan terbentuk
karena setiap manusia menggunakan perasaan, pikiran, dan hasratnya untuk
berinteraksi terhadap lingkungannya. Hal tersebut menunjukkan bahwa manusia
adalah mahluk sosial yang secara kodratnya saling membutuhkan satu sama lain
untuk saling berkomunikasi.
Pengertian masyarakat
menurut beberapa ahli:
1.
Paul B. Harton
Menurut
Paul B. Harton, pengertian masyarakat adalah sekumpulan manusia yang relatif
mandiri, hidup bersama-sama dalam waktu relatif cukup lama, mendiami suatu
wilayah tertentu, memiliki kebudayaan yang sama, dan melakukan sebagian besar
kegiatan dalam kelompok manusia tersebut.
2.
Ralp Linton
Menurut
Ralp Linton, pengertian masyarakat adalah sekelompok manusia yang hidup dan
bekerja sama cukup lama sehingga mereka dapat mengatur diri mereka dan
menganggap diri mereka sebaga suatu kesatuan sosial dengan batas-batas yang
dirumuskan secara jelas.
3.
John J. Macionis
Menurut
John J. Macionis, definisi masyarakat adalah orang-orang yang berinteraksi
dalam suatu wilayah tertentu dan memiliki budaya bersama.
4.
Soerjono Soekanto
Menurut
Soerjono Soekanto, pengertian masyarakat adalah proses terjadinya interaksi
sosial, suatu interaksi sosial tidak akan mungkin terjadi apabila tidak
memenuhi dua syarat yaitu interaksi sosial dan komunikasi.
5.
Selo Sumardjan
Menurut
Selo Sumardjan, pengertian masyarakat adalah orang-orang yang hidup bersama dan
menghasilkan suatu kebudayaan.
3.
Kebudayaan
Kata budaya berasal dari bahasa Sansekerta yaitu
Buddhayah, yang merupakan jamak dari kata buddi yang berarti budi atau
akal. Yaitu semua hal yang berkaitan dengan akal dan budi manusia. Kata budaya
ini diambil dari bahasa Latin Colere yang berarti mengolah atau mengerjakan.
Sedangkan dalam bahasa Inggris disebut dengan kata Culture.
Budaya secara umum adalah cara hidup yang
mengatur agar setiap manusia mengerti dan memahami bagaimana mereka harus
bertindak, berlaku, berbuat dan menentukan sikap saat berhubungan dengan orang
lain. Semua hal ini berkaitan dengan cara komunikasi atau bahasa, adat istiadat
dan kebiasaan yang terjadi di lingkungan tersebut.
Kebudayaan
secara umum adalah hasil cipta, rasa dan karsa manusia dalam memenuhi kebutuhan
hidupnya yang kompleks yang mencakup pengetahuan, keyakinan, seni, susila,
hukum adat serta setiap kecakapan, dan kebiasaan.
Pengertian kebudayaan menurut para ahli:
Koentjaraningrat
Pengertian kebudayaan adalah keseluruhan manusia dari kelakuan dan hasil yang harus didapatkannya dengan belajar dan semua itu tersusun dalam kehidupan masyarakat.Ki Hajar Dewantara
Kebudayaan menurut Ki Hajar Dewantara berarti buah budi manusia adalah hasil perjuangan manusia terhadap dua pengaruh kuat, yakni alam dan zaman (kodrat dan masyarakat) yang merupakan bukti kejayaan hidup manusia untuk mengatasi berbagai rintangan dan kesukaran di dalam hidup dan penghidupannya guna mencapai keselamatan dan kebahagiaan yang pada lahirnya bersifat tertib dan damai.Selo Soemardjan dan Soelaeman Soenardi
Merumuskan kebudayaan sebagai semua hasil karya, cipta, dan rasa masyarakat. Karya masyarakat menghasilkan teknologi dan kebudayaan kebendaan atau kebudayaan jasmaniah (material culture) yang diperlukan oleh manusia untuk menguasai alam sekitarnya agar kekuatan serta hasilnya dapat diabdikan untuk keperluan masyarakat.
Menurut Dr. Mohammad Hatta
Pengertian Kebudayaan adalah ciptaan hidup dari suatu bangsa.C. Pertumbuhan Penduduk
Pertumbuhan penduduk adalah suatu perubahan populasi yang terjadi sewaktu-waktu dan bisa dihitung sebagai perubahan dalam jumlah individu atau dalam sebuah populasi menggunakan satuan “per waktu unit” untuk pengukuran.1. Perkembangan Penduduk
Penduduk dunia tahun 2019 menurut PRB’s World Population Data Sheet
berkisar 7,7 milyar jiwa. Jumlah tersebut diprediksi akan selalu
mengalami peningkatan seiring dengan meningkatnya peradaban manusia.
Tidak ditemukannya data yang valid mengenai perkembangan penduduk dunia
dari zaman dimana terdapat manusia untuk pertama kalinya dimuka bumi
ini.
Berikut adalah data perkembangan penduduk dunia dari tahun 2004-2019 :
Tahun
|
Jumlah
Penduduk (Miliyar)
|
2004
|
6,396
|
2006
|
6,555
|
2008
|
6,705
|
2010
|
6,892
|
2012
|
7,058
|
2014
|
7,238
|
2016
|
7,418
|
2017
|
7,536
|
2018
|
7,621
|
2019
|
7,749
|
Sumber: PRB’s World Population Data Sheet 2004-2019
2. Penggandaan Penduduk
Lihat tabel penggandaan penduduk dibawah ini :
Lihat tabel penggandaan penduduk dibawah ini :
Tahun
Penggandaan
|
Perkiraan
Penduduk Dunia
|
Waktu
(Tahun)
|
800
SM
|
5
Juta
|
-
|
1650
Tahun
|
500
Juta
|
1500
|
1830
Tahun
|
1
Miliar
|
180
|
1930
Tahun
|
2
Miliar
|
100
|
1975
Tahun
|
4
Miliar
|
45
|
Sumber:
Ehrich, Paul, R, et al, Human Ecology W.H. Freeman and Co San Franscisco
Tabel di atas adalah tabel mengenai penggandaan penduduk. Dari tabel
tersebut kita bisa menyimpulkan bahwa penggandaan penduduk semakin waktu
semakin meningkat. pada tahun 800 SM jumlah penduduk hanya 5 juta
orang, namun pada tahun 1650 jumlah penduduk mencapai 500 juta. Semakin
tahun tingkat penggandaan penduduk semakin meningkat dengan rentang
tahun yang semakin dekat.
3. Faktor-faktor Demografi
Secara umum ada 3 (tiga) faktor utama demografi yang mempengaruhi pertumbuhan penduduk, di antaranya sebagai berikut :
Kematian (Mortalitas)
a. Tingkat Kematian Kasar (Crude Death Rate/CDR)
Kelahiran (Fertilitas)
a. Tingkat Kelahiran Kasar (Crude Birth Rate/CBR)
Angka kelahiran bayi dapat dibagi menjadi tiga kriteria, yaitu :
1. Angka kelahiran dikatakan tinggi jika angka kelahiran > 30 per tahun
2. Angka kelahiran dikatakan sedang jika angka kelahiran 20-30 per tahun.
3. Angka kelahiran dikatakan rendah jika angka kelahiran < 20 per tahun.
Secara umum ada 3 (tiga) faktor utama demografi yang mempengaruhi pertumbuhan penduduk, di antaranya sebagai berikut :
Kematian berarti berkurangnya jumlah penduduk. Didalam faktor kematian
ini ada juga faktor pendukung kematian (pro-mortalitas) dan penghambat
kematian (anti-mortalitas). Angka kematian dibedakan menjadi tiga macam
yaitu angka kematian kasar, angka kematian khusus, dan angka kematian
bayi.
a. Tingkat Kematian Kasar (Crude Death Rate/CDR)
Angka kematian kasar adalah angka yang menunjukkan banyaknya kematian
setiap 1.000 penduduk dalam waktu satu tahun. CDR dapat dihitung dengan
menggunakan rumus berikut ini :
Keterangan :
CDR = Angka Kematian Kasar
M = Jumlah kematian selama satu tahun
F = Jumlah penduduk pertengahan tahun
1000 = Konstanta
b. Tingkat Kematian Khusus (Age Specific Death Rate/ASDR)
Angka kematian khusus yaitu angka yang menunjukkan banyaknya kematian
setiap 1.000 penduduk pada golongan umur tertentu dalam waktu satu
tahun. ASDR dapat dihitung dengan menggunakan rumus berikut ini :
c. Tingkat Kematian Bayi (Infant Mortality Rate/IMR)
Angka kematian bayi yaitu angka yang menunjukkan banyaknya kematian bayi
(anak yang umurnya di bawah satu tahun) setiap 1.000 kelahiran bayi
hidup dalam satu tahun.
Kelahiran berarti bertambahnya jumlah penduduk. Didalam faktor kelahiran
ini ada juga faktor pendukung kelahiran (pro-natalitas) dan penghambat
kelahiran (anti-natalitas). Secara umum angka kelahiran dapat dibedakan
menjadi tiga yaitu angka kelahiran kasar, angka kelahiran khusus, dan
angka kelahiran umum.
a. Tingkat Kelahiran Kasar (Crude Birth Rate/CBR)
Angka kelahiran kasar adalah angka yang menunjukkan banyaknya kelahiran
bayi setiap 1.000 penduduk. CBR dapat dihitung dengan rumus berikut ini :
Keterangan :
CBR = Angka Kelahiran Kasar
L = Jumlah kelahiran selama satu tahun
P = Jumlah penduduk pertengahan tahun
1000 = Konstanta
b. Angka kelahiran khusus (Age Specific Birth Rate/ASBR)
Angka kelahiran umum yaitu angka yang menunjukkan banyaknya kelahiran
setiap 1.000 wanita yang berusia 15 – 49 tahun dalam satu tahun. GFR
dapat dihitung dengan menggunakan rumus berikut ini :
c. Angka Kelahiran Umum (General Fertility Rate/GFR)
Angka kelahiran umum yaitu angka yang menunjukkan banyaknya kelahiran
setiap 1.000 wanita yang berusia 15 – 49 tahun dalam satu tahun.
Angka kelahiran bayi dapat dibagi menjadi tiga kriteria, yaitu :
1. Angka kelahiran dikatakan tinggi jika angka kelahiran > 30 per tahun
2. Angka kelahiran dikatakan sedang jika angka kelahiran 20-30 per tahun.
3. Angka kelahiran dikatakan rendah jika angka kelahiran < 20 per tahun.
- Migrasi (Perpindahan)
Migrasi adalah perpindahan dari satu
tempat ketempat yang lain, baik dalam negeri (Nasional) atau luar negeri
(Internasional). Migrasi juga dapat dikatakan sebagai perpindahan permanen dari
satu daerah ke daerah yang lain. Ada dua dimensi penting dalam penalaahan
migrasi, yaitu dimensi ruang atau daerah (spasial) dan dimensi waktu.
Tinjauan migrasi secara regional
sangat penting dilakukan terutama terkait dengan kepadatan dan distribusi
penduduk yang tidak merata. Migrasi merupakan salah satu dari tiga komponen
dasar dalam demografi. Migrasi bersama dengan dua komponen lainnya, kelahiran
dan kematian, mempengaruhi dinamika kependudukan di suatu wilayah.
a. Macam-macam Migrasi
1) Migrasi Internasional dibagi menjadi 3 bagian, yaitu :
- Imigrasi, yaitu masuknya penduduk ke suatu negara.
- Emigrasi, yaitu keluarnya penduduk ke negara lain.
- Remigrasi, yaitu kembalinya penduduk ke negara.
2) Migrasi Nasional dibagi menjadi 4 bagian, yaitu :
- Urbanisasi, yaitu dari perpindahan Desa ke Kota.
- Transmigrasi, yaitu dari perpindahanPulau ke Pulau.
- Ruralisasi, yaitu dari perpindahan Kota ke Desa.
- Evakuasi, yaitu dari perpindahan tempat yang tidak aman ke tempat yang aman.
b. Proses Migrasi
Proses Migrasi Penduduk dari Asal ke Daerah Tujuan adalah sebagai berikut :
- Dalam memilih daerah tujuan para imigran cenderung memilih daerah yang terdekat dengan daerah asal.
- Kurangnya kesempatan kerja didaerah asal dan adanya kesempatan kerja didaerah tujuan merupakan salah satu alasan seseorang melakukan mobilitas penduduk.
- Informasi yang positif dari sanak saudara, kerabat tentang daerah tujuan, merupakan sumber informasi yang penting dalam pengambilan keputusan seseorang untuk berimigrasi.
- Informasi yang negatif yang datang dari daerah tujuan, menyebabkan orang enggan untuk berimigrasi.
- Makin besar pengaruh daerah perkotaan terhadap seseorang, makin tinggi frekuensi mobilitas orang tersebut.
- Makin tinggi pendapatan seseorang, makin tinggi frekuensi mobilitas orang tersebut.
- Seseorang akan memilih daerah tujuan dimana terdapat sanak saudara atau kenalan yang berada didaerah tersebut.
- Migrasi masih akan terjadi apabila di suatu daerah ada bencana alam (banjir, gempa bumi, dll).
- Orang yang berumur muda dan belum berumah tangga lebih banyak mengadakan mobilitas daripada orang yang sudah berusia lanjut dan berstatus kawin.
- Makin tinggi pendidikan seseorang, makin banyak melaksanakan mobilitas penduduk.
c. Akibat Migrasi
1) Dampak Positif
- Bertambahnya jumlah tenaga ahli yang berasal dari para imigrasi asing, terutama Negara maju yang bekerja di Indonesia.
- Masuknya modal asing sehingga dapat mempercepat proses pembangunan karena para imigran tersebut menanamkan modalnya di berbagai bidang seperti industri, pertambangan, perkebunan, dan sebagainya.
- Tercapainya alih teknologi dari tenaga asing kepada tenaga kerja Indonesia yang diharapkan dapat berjalan dengan baik.
- Bertambahnya rasa solidaritas antarbangsa. Adanya orang-orang asing yang tinggal di Indonesia, akan memudahkan kita untuk bergaul dan mengenal mereka secara langsung sehingga timbul suatu rasa kebersamaan dengan mereka.
- Berkurangnya jumlah, pertambahan, dan tingkat kepadatan penduduk di Negara asal para imigran.
2) Dampak Negatif
- Masuknya budaya asing yang tidak sesuai dengan budaya bangsa, bila kita menerimanya begitu saja tanpa menyaring mana yang baik dan mana yang buruk maka hal tersebut dapat merusak budaya kita.
- Masuknya para imigran yang bertujuan tidak baik seperti pengedar narkoba, bertujuan politik, memata-matai, dan sebagainya. Untuk mengatasi hal tersebut, diperlukan Keamanan nasional yang tinggi.
- Munculnya kecemburuan social antara tenaga kerja asing dengan tenaga kerja dalam negeri.
- Meningkatnya jumlah, pertambahan, dan tingkat kepadatan penduduk di Negara tujuan pra-imigran.
4. Jenis Struktur Penduduk
- Jumlah Penduduk : Urbanisasi, Reurbanisasi, Emigrasi, Imigrasi, Remigrasi, Transmigrasi.
- Persebaran Penduduk : Jumlah penduduk disuatu wilayah dibandingkan dengan luas wilayah-nya yang dihitung jiwa per km kuadrat.
- Komposisi Penduduk : Sebuah mata statistik dari statistik kependudukan yang membagi dan membahas masalah kependudukan dari segi umur dan jenis kelamin.
5. Piramida Penduduk
Piramida
penduduk adalah suatu diagram yang digambarkan dengan bentuk piramida yang
mempunyai arti dalam mengukur suatu kependudukan di dalam satu Negara biasanya
dalam pengukuran tersebut dikelompokan tertantu seperti usia, jenis kelamin,
dan tahun lahir selain itu Penduduk laki-laki biasanya digambarkan di sebelah
kiri dan penduduk wanita di sebelah kanan. Grafik dapat menunjukkan jumlah
penduduk atau prosentase jumlah penduduk terhadap jumlah penduduk total Dengan
mengamati bentuk piramida penduduk (serta bentuk piramida penduduk dari waktu
ke waktu), banyak informasi yang didapat mengenai struktur kependudukan sebuah wilayah.
Ada tiga bentuk Piramida Penduduk, yaitu :
- Piramida Muda (Ekspansif)
Suatu wilayah yang memiliki angka kelahiran yang tinggi dan
angka kematian yang rendah sehingga daerah ini mengalami pertumbuhan penduduk
yang cepat. Piramida ini dicirikan sebagian besar penduduk masuk dalam kelompok
umur muda. Contohnya adalah negara-negara yang sedang berkembang, misalnya
Indonesia, Malaysia, Filipina, dan India.
Ciri-ciri komposisi penduduk ekspansif antara lain sebagai berikut :
- Jumlah penduduk usia muda (0–19 tahun) sangat besar, sedangkan usia tua sedikit.
- Angka kelahiran jauh lebih tinggi jika dibandingkan dengan angka kematian.
- Pertumbuhan penduduk relatif tinggi.
- Piramida Stationer
Bentuk piramida penduduk ini menggambarkan tingkat kelahiran
yang hampir sama dengan tingkat kematian atau bersifat stasioner. Pertumbuhan
penduduk cenderung tetap. Piramida ini menunjukkan jumlah penduduk muda,
dewasa, dan tua hampir sama. Contohnya bentuk piramida penduduk Jepang dan
Singapura serta beberapa negara yang tergolong maju.
Ciri-ciri komposisi penduduk stasioner antara lain sebagai berikut :
- Perbandingan jumlah penduduk pada kelompok usia muda dan dewasa relatif seimbang.
- Tingkat kelahiran umumnya tidak begitu tinggi, demikian pula dengan angka kematian relatif lebih rendah.
- Pertumbuhan penduduk kecil.
- Piramida Tua (Constructive)
Bentuk piramida penduduk ini
menggambarkan tingkat kelahiran yang lebih rendah dari tingkat kematian atau
bersifat konstruktif. Penurunan tingkat kelahiran yang tajam menyebabkan
pertumbuhan penduduk mengalami penurunan. Piramida penduduk ini memiliki umur
median (pertengahan) sangat tinggi. Contohnya piramida penduduk negara Jerman,
Belgia, dan Swiss.
Ciri-ciri komposisi penduduk konstruktif antara lain sebagai berikut :
- Jumlah penduduk usia muda (0–19 tahun) dan usia tua (di atas usia 64 tahun) sangat kecil.
- Jumlah penduduk yang tinggi terkonsentrasi pada ke lompok usia dewasa.
- Angka kelahiran sangat rendah, demikian juga angka kematian.
6. Rasio Ketergantungan
Rasio
ketergantungan adalah perbandingan jumlah penduduk yang menjadi beban
tanggungan dan jumlah penduduk yang bekerja. Dapat dikatakan pula rasio
ketergantungan adalah rasio jumlah penduduk tidak produktif dengan jumlah
penduduk produktif. Penduduk kelompok umur 0-14 tahun disebut kelompok tidak
produktif muda. Sementara itu, penduduk kelompok umur 65 tahun ke atas disebut
kelompok tidak produktif tua. Penduduk kelompok umur 15-64 tahun disebut
kelompok penduduk produktif atau penduduk yang bekerja.
D. Kebudayaan dan Kepribadian
1. Pertumbuhan dan Perkembangan Kebudayaan di Indonesia
Pertumbuhan dan perkembangan kebudayaan Indonesia dibagi menjadi dua yaitu, zaman batu tua dan zaman batu muda.
Pada zaman batu tua peralatan yang digunakan adalah peralatan kasar
karena hanya digunakan untuk kebutuhan hidup mereka. Alat yang mereka
gunakan masih berupa batu buatan contohnya seperti kampak genggam.
Masyarakat pada zaman batu tua masih nomaden atau berpindah tempat,
berburu, dan menangkap ikan. Berdasarkan penemuan fosil manusia purba,
jenis manusia purba hidup pada zaman Paleolitikum adalah Pithecanthropus
Erectus, Homo Wajakensis, Meganthropus paleojavanicus, dan Homo
Soliensis. Fosil ini ditemukan di aliran sungai Bengawan Solo.
Kemudian zaman batu muda, pada zaman ini masyarakat sudah mengubah pola
hidup mereka dari food-gathering menjadi foodproducing, sudah mengenal
bercocok tanam dan berternak. Orang-orang Indonesia zaman neolithikum
membentuk masyarakat-masyarakat dengan pondok-pondok mereka berbentuk
persegi siku-siku dan didirikan atas tiang-tiang kayu,
dinding-dindingnya diberi hiasan dekoratif yang indah-indah, Walaupun
alat-alat mereka masih dibuat daripada batu.
2. Kebudayaan Hindu dan Buddha
2. Kebudayaan Hindu dan Buddha
Letak Indonesia di posisi antar silang dua benua dan dua samudera, serta
berada di dekat Selat Malaka sehingga memiliki keuntungan, yaitu :
- Sering dikunjungi bangsa-bangsa asing, seperti India, Cina, Arab, dan Persia
- Kesempatan melakukan hubungan perdagangan internasional terbuka lebar
- Pergaulan dengan bangsa-bangsa lain semakin luas
Serta keterlibatan bangsa Indonesia dalam kegiatan perdagangan dan
pelayaran internasional menyebabkan timbulnya percampuran budaya. India
merupakan negara pertama yang memberikan pengaruh kepada Indonesia,
yaitu dalam bentuk budaya Hindu.
Masuknya pengaruh unsur kebudayaan Hindu-Buddha dari India telah
mengubah dan menambah khasanah budaya Indonesia dalam beberapa aspek
kehidupan, seperti :
- Agama
Contohnya dalam hal tata krama, upacara-upacara pemujaan, dan bentuk tempat peribadatan. - Pemerintah
Contohnya adanya kepala suku, lahirnya kerajaan- kerajaan seperti kutai, traumanegara dan sriwijaya. - Arsitektur
Contohnya Bangunan punden berundak-undak seperti bangunan candi borobudur. - Bahasa
Contohnya kerajaan-kerajaan hindu-budha di Indonesia meninggalkan beberapa prasasti besar yang bertuliskan huruf pallawa dan berbahasa sansekerta. - Sastra
Contohnya adanya kitab Ramayana dan mahabrata serta karya sastra yang muncul di Indonesia arjunawiwaha karya Mpu Kanwa, Sutasoma karya Mpu Tantular dan Negarakertagama, karya Mpu Prapanca.
Perkembangan islam di Indonesia membawa pengaruh yang sangat besar,
sehingga tidak di rasa kebudayaan dan peradaban Indonesia banyak yang
bersal dari islam. Masuknya pengaruh islam ke kebudayaan nasional,
meliputi bahasa, nama, adat-istiadat, dan kesenian.
- Pengaruh Bahasa dan Nama
- Pengaruh Adat-istiadat
- Pengaruh Kesenian
Bahasa Indonesia banyak yang di pengaruhi islam, berasal dari bahasa
arab. Karena sering di pergunakannya pada pembicaraan umum, surat kabar
dan lain-lainnya, seolah-olah bahasa tersebut sudah menjadi bahasa
Indonesia. Seperti, kata perlu yang berasal dari fardu, musawarah dari
kata musyawarah, dan kata ihlas dari kata ikhlas. Sedangkan pada
penulisan nama seperti di depan nama menggunakan kata Muhammad, dan
lain-lain.
Adat-istiadat bangsa Indonesia dari pengaruh ajaran agama islam, tidak
saja orang islam yang melakukan, tetapi oprang lainpun banyak yang
melakukan seolah-olah sudah menjadi milik bangsa Indonesia sendiri.
Seperti mengucapkan salam ketika hendak berpidato atau bertemu dengan
yang lainnya dan membaca doa pada setiap acara dan pekerjaan yang
dilaksanakan.
Pengaruh kesenian ini yang mencolok pada kesenian lagu-lagu kosidah,
dimana dalam syairnya bernafaskan ajaran-ajaran agama. Lagu-lagu kosidah
itu diiringi dengan musik rebana. memukul rebana dengan irama yang
teratur disertai bacaan memuji Allah, sering dilakukan masyarakat
Indonesia pada upacara perkawinan, maulidiyah, khitanan dan
lain-lainnya.
4. Kebudayaan Barat
Unsur kebudayaan barat juga memberi warna terhadap corak lain dari kebudayaan dan kepribadian bangsa Indonesia adalah kebudayaan Barat. Masuknya budaya Barat ke Negara Republik Indonesia ketika kaum kolonialis atau penjajah masuk ke Indonesia, terutama bangsa Belanda. Penguasaan dan kekuasaan perusahaan dagang Belanda (VOC) dan berlanjut dengan pemerintahan kolonialis Belanda, di kota-kota propinsi, kabupaten muncul bangunan-bangunan dengan bergaya arsitektur Barat. Dalam waktu yang sama, dikota-kota pusat pemarintahan, terutama di Jawa, Sulawesi Utara, dan Maluku berkembang dua lapisan sosial ; Lapisan sosial yang terdiri dari kaum buruh, dan kaum pegawai.
Unsur kebudayaan barat juga memberi warna terhadap corak lain dari kebudayaan dan kepribadian bangsa Indonesia adalah kebudayaan Barat. Masuknya budaya Barat ke Negara Republik Indonesia ketika kaum kolonialis atau penjajah masuk ke Indonesia, terutama bangsa Belanda. Penguasaan dan kekuasaan perusahaan dagang Belanda (VOC) dan berlanjut dengan pemerintahan kolonialis Belanda, di kota-kota propinsi, kabupaten muncul bangunan-bangunan dengan bergaya arsitektur Barat. Dalam waktu yang sama, dikota-kota pusat pemarintahan, terutama di Jawa, Sulawesi Utara, dan Maluku berkembang dua lapisan sosial ; Lapisan sosial yang terdiri dari kaum buruh, dan kaum pegawai.




Komentar
Posting Komentar