Hubungan Manusia dengan Cinta Kasih
Hubungan Manusia dengan Cinta Kasih
A. Pengertian Cinta Kasih
Manusia adalah makhluk sosial yang tidak bisa hidup sendiri tanpa adanya bantuan dari orang lain. Yang harus dijalani individu antar individu, individu antar kelompok, ataupun kelompok antar kelompok.Cinta dan Kasih adalah sesuatu yang paling berkesan dan paling berharga bagi setiap manusia. Karena tanpa adanya tersebut hampa seperti orang tidak memiliki perasaan atau ketergantungan psikologis. Makna dari tersebut memiliki makna yang sama, yaitu tidak ada batasan dalam makna tersebut.
Cinta adalah sebuah emosi/perasaan seseorang yang tertarik kepada seseorang. Cinta bisa juga menjadi sumber kekuatan dari segalanya, kita tidak akan dapat mewujudkan setiap impian kita tanpa cinta karena cinta dapat memberikan dorongan dan motivasi terhadap diri seseorang.untuk menghasilkan sesuatu yang dinginnkan dapat tercapai dengan indah. Sedangkan
Kasih adalah perasaan sayang atau cinta kepada atau sangat menaruh belas kasihan. sehingga kata kasih memperkuat rasa cinta, Karena itu cinta kasih dapat diartikan sebagai perasaan suka (sayang) kepada seseorang yang disertai dengan menaruh belas kasihan. Banyak orang memaknakan arti cinta itu kepada pasangannya dan sedangkan kasih itu diberikan kepada ibu,ayah, adik, kakak,nenek,kakek,teman,sahabat,saudara lainnya bahkan kita bisa memberikan kasih kepada orang lain yang belum kita kenal sebelumnya. Walau sejauh ini terlihat berbeda antara cinta dan kasih, tetapi makna yang sesungguhnya adalah sama-sama memiliki rasa sayang terhadap seseorang.
B. Unsur - unsur Cinta
Memiliki perasaan cinta adalah kelebihan manusia dibandingkan makhluk Allah SWT yang lainnya. Namun tahukah Anda, apa saja unsur yang membentuk rasa cinta itu?Ternyata, cinta bukan unsur tunggal, namun tersusun dari berbagai komponen dasar yang saling melengkapi satu dengan yang lainnya. Unsur-unsur dasar cinta dikutip dari buku The Art Of Loving: Memaknai Hakikat Cinta karya Erich Fromm adalah,
1. Perhatian (Care)
Tidaklah kamu dikatakan mencinta, jika kamu tidak memiliki perhatian terhadap apa yang kamu cintai. Dalam dimensi Ketuhanan, jika kamu cinta kepada Allah, pasti akan memiliki perhatian yang sangat tinggi terhadap ---bukan saja perintah-Nya, namun bahkan isyarat-isyarat dari-Nya.
Dalam dimensi kemanusiaan, cinta adalah perhatian aktif pada kehidupan dan pertumbuhan dari apa yang kamu cintai. Hal ini terlihat jelas dari perhatian tulus seorang ibu kepada anaknya, atau perhatian penuh terhadap kekasih hati dari dua orang yang saling mencinta.
2. Tanggungjawab (Responsibility)
Bagaimana kamu mengatakan cinta, jika tidak memiliki rasa tanggung jawab? Dalam dimensi Ketuhanan, cinta menuntutmu untuk memiliki tanggungjawab pembelaan terhadap Allah. Kamu tidak rela ketika agamamu dilecehkan dan dinistakan.
Dalam dimensi kemanusiaan, jika kamu benar mencintai kekasih hatimu, maka kamu sangat bertanggung jawab atas keselamatan dan kebahagiaan dirinya. Tanggung jawab dalam arti sesungguhnya adalah suatu tindakan yang sepenuhnya bersifat sukarela.
3. Rasa Hormat (Respect)
Saat kamu memiliki respect maka itulah tanda bahwa kamu memiliki rasa cinta. Dalam dimensi Ketuhanan, ini adalah pengagungan. Jika kamu cinta Allah, kamu harus mengagungkan Allah.
Dalam dimensi kemanusiaan, respect bukanlah merupakan perasaan takut dan terpaksa. Rasa hormat merupakan kemampuan untuk melihat seseorang sebagaimana adanya, menyadari individualitasnya yang unik. Rasa hormat berarti kepedulian bahwa seseorang tumbuh dan berkembang secara unik, dan mungkin saja berbeda dengan dirinya.
4. Pengetahuan (Knowledge)
Cinta itu “ilmiah”, ada unsur ilmu dan pengetahuan yang menyertainya. Dalam dimensi Ketuhanan, keimanan kepada Allah harus berlandaskan ilmu yang benar, maka “fa’lam annahu laa ilaha illallah”. Fa’lam adalah perintah untuk mengilmui.
Dalam dimensi kemanusiaan, cinta pun harus dibangun dengan ilmu, tidak boleh membabi buta. Mengetahui koridor, batasan dan pedoman mencintai. Mengetahui sesuatu yang dicintai. Mengenali orang yang dicintai ---bahwa dirinya memang layak dicintai.
C. Tingkatan Cinta
Cinta memegang peran yang penting dalam kehidupan
manusia, sebab cinta merupakan landasan dalam kehidupan perkawinan,
pembentukan keluarga dan pemeliharaan anak, hubungan yang erat
dimasyarakat, dan hubungan manusiawi yang akrab. Demikian pula cinta
adalah pengikat yang kokoh antar manusia dengan tuhannya sehingga
manusia menyembah tuhan dengan ikhlas, mengikuti perintahnya, dan
berpegang teguh pada syariatnya.
Cinta memiliki tiga tingkatan:
- Cinta tingkat tertinggi adalah cinta kepada tuhan.
- Cinta tingkat menengah adalah cinta kepada orangtua, anak, saudara, istri atau suami dan kerabat.
- Cinta tingkat terendah adalah cinta yang lebih mengutamakan cinta keluarga, kerabat, harta dan tempat tinggal.
D. Cinta Menurut Ajaran Agama
Ada yang berpendapat bahwa etika cinta dapat dipahami dengan mudah tanpa dikaitkan dengan agama. Tetapi dalam kenyataan hidup manusia masih mendambakan tegaknya cinta dalam kehidupan ini. Di satu pihak, cinta didengungkan lewat lagu dan organisasi perdamaian dunia, tetapi pihak lain dalam praktek kehidupan cinta sebagai dasar kehidupan jauh dari kenyataan. Atas dasar ini, agama memberikan ajaran cinta kepada manusia.
Dalam kehidupan manusia, cinta menampakkan diri dalam berbagai bentuk. Kadang-kadang seseorang mencintai dirinya sendiri. Kadang-kadang mencintai orang lain. Atau juga istri dan anaknya, hartanya, atau Allah dan Rasul-Nya. Berbagai bentuk cinta ini biasa kita dapatkan dalam kitab suci Al-Qur’an.
1. Cinta diri
Cinta diri erat kaitannya dengan dorongan menjaga diri. Manusia senang untuk tetap hidup, mengembangkan potensi dirinya, dan mengaktualisasikan diri. Pun ia mencintai segala sesuatu yang mendatangkan kebaikan pada dirinya. Sebaliknya ia membenci segala sesuatu yang menghalanginya untuk hidup hidup, berkembang dan mengaktualisasikan diri. Ia juga membenci segala sesuatu yang mendatangkan rasa sakit, penyakit dan mara bahaya. Al-Qur’an telah mengungkapkan cinta alamiah manusia terhadap dirinya sendiri, dan menghindari dari segala sesuatu yang membahayakan keselamatan dirinya, melauli ucapan Nabi Muhammad SAW, bahwa seandainya beliau mengetahui hal-hal gaib, tentu beliau akan memperbanyak hal-hal yang baik bagi dirinya dan menjauhkan dirinya dari segala keburukan.
Diantara gejala yang menunjukkan kecintaan manusia terhadap dirinya sendiri ialah kecintaannya yang sangat terhadap harta, yang dapat merealisasikan semua keinginannya dan memudahkan baginya segala sarana untuk mencapai kesenangan dan kemewahan hidup (QS, Al-Adiyat, 100:8).
Diantara gejala lain yang menunjukkan kecintaan manusia pada dirinya sendiri ialah permohonannya uang terus menerus agar dikaruniai harta, kesehatanm dan berbagai kebaikan dan hidup lainnya. Dan apabila ia tertimpa bencana, keburukan, atau kemiskinan, ia merasa putus asa dan mengira ia akan bias meperoleh karunia lagi(QS, Fushilat, 41:49)
Namun hendaknya cinta manusia pada dirinya tidaklah terlalu berlebih-lebihan dan melewati batas. Sepatutnya cinta pada diri sendiri ini diimbangi dengan cinta pada orang lain dan cinta berbuat kebajikan kepada mereka.
Cinta kepada sesama manusia
Agar manusia dapat hidup dengan penuh keserasian dan keharmonisan dengan manusia lainnya, tidak boleh tidak ia harus membatasi cintanya pada diri sendiri dan egoismenya. Pun hendaknya ia menyeimbangkan cintanya itu dengan cinta dan kasih sayang pada orang-orang lain, bekerja sama dengan dan memberi bantuan kepada orang lain. Oleh karena itu, Allah ketika memberi isyarat tentang kecintaan manusia pada dirinya sendiri, seperti yang tampak pada keluh kesahnya apabila ia tertimpa kesusahan dan usahanya yang terus-menerus untuk memperoleh kebaikan serta kebakhilannya dalam memberikan sebagian karunia yang diperolehnya. Setelah itu Allah langsung memberi pujuan kepada orang-orang yang berusaha untuk tidak berlebih-lebihan dalam cintanya kepada diri sendiri dan melepaskan diri dari gejala-gejala itu adalah dengan melalui iman, menegakkan shalat, memberikan zakat, bersedekah kepada orang-orang miskin dan tak punya, dan menjauhi segala larangan Allah. Keimanan yang demikian ini akan bias menyeimbangkan antara cintanya kepada diri sendiri dan cintanya kepada orang lain, dan dengan demikian akan bias merealisasikan kebaikan individu dan masyarakat.
Cinta seksual
Cinta erat kaitannya dengan dorongan seksual. Sebab ialah yang bekerja dalam melestarikan kasih sayang, keserasian, dan kerjasama antara suami dan istri. Ia merupakan factor yang primer bagi kelangsungan hidup keluarga :
“Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah Dia menciptakan untukmu istri-istri dari jenismu sendiri, supaya kamu cenderung dan merasa tentram kepadanya, dan dijadikan-Nya di antaramu rasa kasih sayang. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi yang berpikir(QS, Ar-Rum, 30:21)
Dorongan seksual melakukan fungsi penting, yaitu melahirkan keturunan demi kelangsungan jenis. Lewat dorongan seksualah terbentuknya keluarga. Dari keluarga terbentuk masyarakat dan bangsa. Dengan demikian bumi pun menjadi ramai, bangsa-bangsa saling kenal mengenal, kebudayaan berkembang, dan ilmu pengetahuan dan industry menjadi maju. Islam mengakui dorongan seksual dan tidak mengingkarinya. Jelas dengan sendirinya ia mengakui pula cinta seksual yang mennyertai dorongan tersebut. Sebab ia merupakan emosi alamiah dalam diri manusia yang diingkari, tidak ditentang ataupun ditekannya. Yang diserukan Islam hanyalah pengendalian dan penguasaan cinta ini lewat pemenuhan dorongan tersebut dengan cara yang sah, yaitu dengan perkawinan.
Cinta kebapakan
Mengingat bahwa antara ayah dan anal-anaknya tidak terjalin oleh ikatan-ikatan fisiologis seperti yang menghubungkan si ibu dengan anak-anaknya, maka para ahli ilmu jiwa modern berpendapat bahwa dorongan kebapakan bukanlah dorongan fisiologis seperti halnya dorongan keibuan, melainkan dorongan psikis. Dorongan ini Nampak jelas dalam cinta bapak kepada anak-anaknya, karena mereka sumber kesenangan dan kegembiraan baginya, sumber kekuatan dan kebanggaan, dan merupakan factor penting bagi kelangsungan peran bapak dan kehidupan dan tetap terkenangnya dia setelah meninggal dunia. Ini terlihat kelas dalam do’a Nabi Zakaria As, yang memohon pada Allah semoga ia dikarunia seorang anak yang akan mewarisinya dan mewarisi keluarga Ya’qub :
“Ia berkata : Ya Tuhanku, sesungguhnya tulangku telah lemah dan kepalaku telah dipenuhi uban, dan aku belum pernah kecewa dalm berdo’a kepada Engkau, ya Tuhanku. Dan sesungguhnya aku khawatir terhadap mawaliku sepeninggalku, sedang istriku adalah seorang yang mandul, maka anugerahilah aku dari sisi Engkau seorang putera, yang akan mewarisi aku dan mewarisi keluarga Ya’qub; dan jadikanlah ia, ya Tuhanku, seseorang yang diridhai (QS, Maryam, 19:4-6)
Cinta kebapakan dalam Al-Qur’an diisyratkan dalam kisah Nabi Nuh As. Betapa cintanya ia kepada anaknya, tampak jelas ketika ia memanggilnya dengan rasa penuh cinta, kasih sayang, dan belas kasihan untuk naik ke perahu agar tidak tenggelam ditelan ombak.
Cinta kepada Allah
Puncak cinta manusia, yang paling bening, jernih dan spiritual ialah cintanya kepada Allah dan kerinduaanya kepada-Nya. Tidak hanya dalam shalat, pujian, dan doanya saja, tetapi juga dalam semua tindakan dan tingkah lakunya. Semua tingkah laku dan tindakannya ditunjukkan kepada Allah, mengharapkan penerimaan dan ridha-Nya :
“Katakanlah : Jika kamu(benar-benar) mencintai Allah, ikutilah aku, niscaya Allah mengasihi dan mengampuni dosa-dosamu. Allah Maha pengampun lagi Maha penyanyang” (QS, Ali Imran, 3:31)
Cinta yang ikhlas seorang manusia kepada Allah akan membuat cinta itu menjadi kekuatan pendorong yang mengarahkannya dalam kehidupannya dan menundukan semua bentuk kecintaan lainnya. Cinta ini pun juga akan membuatnya menjadi seorang yang cinta pada sesame manusia, hewan, semua mahluk Allah dan seluruh alam semesta. Sebab dalam pandagannya semua wujud yang ada di sekelilingnya mempunyai manifestasi dari Tuhannya yang membangkitkan kerinduan-lerinduan spiritualnya dan harapan kalbunya.
Cinta kepada Rasul
Cinta kepada Rasul, yang diutus Allah sebagai rahma bagi seluruh alam semesta, menduduki peringkat ke dua setelah cinta kepada Allah. Ini karena Rasul merupakan ideal sempurna bagi manusia baik dalam tingkah laku, moral, maupun berbagai sifat luhur lainnya. Seorang mukmin yang benar-benar beriman dengan sepenuh hati akan mencintai Rasullah yang telah menanggung derita dakwah Islam, berjuang dengan penuh segala kesulitan sehingga Islam tersebar di seluruh penjuru dunia, dan membawa kemanusiaan dari kekelaman kesesaran menuju cahaya petunjuk.
E. Bentuk - Bentuk Cinta
Beberapa bentuk-bentuk cinta :
> Cinta Kepada Sesama Manusia
Contoh
bentuk cinta terhadap manusia adalah :
- Memberi perhatian kepada seseorang, seperti saat teman dalam
keadaan susah dengan membantunya dan
mengingatkan untuk selalu berbuat kebaikan.
- Memberikan kasih sayang, seperti kepada anak yatim piatu dengan
cara membagikan kebahagian kepada mereka.
- Memberi bantuan kepada yang membutuhkan,seperti
kepada orang yang terkena musibah.
Yang terpenting dalam menunjukan rasa cinta terhadap sesama adalah
dengan bersikap ramah kepada orang disekitar kita terutama orang tua, seabaya maupun dibawah kita, berlaku sopan, dan peduli
terhadap orang lain.
> Cinta Kepada Alam
Contoh bentuk cinta terhadap alam adalah :
- Merawat
lingkungan sekitar kita, seperti tidak merusak tanaman / rumput, tidak
membuat polusi udara dengan merokok dan membakar sampah sembarang, dan
tidak membuang sampah sembarangan.
- Menanam pohon disekitar kita, dan jika menebang pohon melakukan penanaman kembali.
> Cinta Kepada Tuhan
Contoh bentuk cinta terhadap tuhan adalah :
- Menjalankan segala perintahnya dan menjahui larangannya.
- Selalu ingat kepadanya saat senang maupun duka.
Contoh hadist tentang cinta kepada tuhan
Rasulullah shallallahu’alaihi wa sallam bersabda:
“Barang siapa yang mencintai karena Allah, membenci karena Allah, memberi karena Allah, dan tidak memberi karena Allah. Maka ia sesungguhnya telah memperoleh kesempurnaan iman.”
Hubungan Antara Manusia Dengan Cinta Kasih
Menurut
Saya Manusia adalah makhluk sosial, dan tidak dapat hidup sendiri. Artinya
manusia tidak bisa hidup tanpa adanya bantuan dari orang lain. Coba bayangkan
jika anda sebagai manusia hidup individualisme atau penyendiri. Mungkin dunia ini akan terasa membosankan dan memuakkan, terjadi
banyak kericuhan akibat dari individualisme karena mereka menganggap ini
hidupnya sendiri dan tidak mau mengalah satu sama lain karena menyangkut
individu. Dengan adanya individualisme bisa di bayangkan oleh para pemuda semua
akan terasa sepi, tidak ada yang menggajak bermain , nongkrong , atau sekedar
jalan jalan bersama kawan.
Cinta dan
Kasih adalah sesuatu yang sangat berkesan bagi semua manusia Makna cinta dan
kasih yaitu sama semua menghasilkan makna yang tiada batas. Cinta adalah
kekuatan manusia yang paling tinggi oleh karena itu semua orang memiliki cinta.
Selain itu Cinta juga sumber kekuatan dari segalanya, kita tidak akan dapat
mewujudkan setiap impian kita tanpa cinta karena cinta dapat memberikan
dorongan dan motivasi terhadap diri seseorang.untuk menghasilkan sesuatu yang
dinginnkan dapat tercapai dengan indah. Sedangkan kasih adalah perasaan sayang
atau cinta kepada atau sangat menaruh belas kasihan. sehingga kata kasih
memperkuat rasa cinta,
Karena itu
cinta kasih dapat diartikan sebagai perasaan suka (sayang) kepada seseorang
yang disertai dengan menaruh belas kasihan. Banyak orang memaknakan arti cinta
itu kepada pasangannya dan sedangkan kasih itu diberikan kepada ibu,ayah,
adik,kakak, nenek,kakek,teman,sahabat,saudara lainya bahkan kita bisa
memberikan kasih kepada orang lain yang belum kita kenal sebelumnya.
Walau sejauh ini terlihat berbeda antara cinta dan kasih, tetapi
makna yang sesungguhnya adalah sama-sama memiliki rasa sayang terhadap
seseorang.
Contoh :
Misalnya cinta kasih orangtua terhadap anaknya. Seburuk apapun kelakuan seorang
anak orangtua pasti akan selalu dapat menerimanya, orangtua selalu memberikan
kasih sayangnya yang tak terbatas kepada anak-anaknya. Para orangtua selalu
berusaha dengan keras agar kehidupan anaknya dapat lebih baik dibanding
kehidupan mereka sendiri. Sebaliknya seorang anak terkadang malah melupakan
kerja keras orangtuanya. Meraka selalu bertindak dengan jalan pikir sendiri
yang tak jarang malah merugikan mereka sendiri. Cinta kasih orangtua tak ada
batas untuk anak-anaknya.
Referensi :
https://www.islampos.com/4-unsur-dalam-cinta-177713/
https://bincangsyariah.com/khazanah/tiga-tingkatan-cinta-dalam-sufisme/
http://mahisaajy.blogspot.com/2011/02/3-tingkatan-cinta-dan-berbagai-bentuk.html/
Komentar
Posting Komentar